Bismillah,,
udah lama nih nggak sempet posting ^^ hihi kangen
Eh tiba tiba terbesit pengen nulis tentang CINTA
sedang jatuh cinta? jawabnya ya pasti, bukan orang hidup namanya kalau nggak merasakan cinta
Tapi, eits tunggu dulu...
Presepsi tentang cinta jangan diartikan sempit dulu, bukan melulu ke lawan jenis aja #ya maklum anak muda baru gedhe
Cinta ya cinta... apasih sebenernya? Makanan apa sih itu?
versi cinta menurut pengalaman saya sendiri terus berubah,
-versi 0.1 versi anak ingusan hihi nih pas waktu saya SD, cinta tuh rasanya kayak seru seruan
pokoknya klo lihat ada org ganteng pasti yg saya pikirkan #dulu wuih mau tuh punya pacar kayak giituu #maklum kebawa tipi hihi
-versi 0.2 ni versi saya pas SMP, yah karena kebetulan rada gedhe dikit, mandangnya udah rada ada kemajuan,, pake jaim tapi aslinya mau #eh nggak ada bedanya hehe tetep seputar lawan jenis
-versi SMA pengen memiliki banget dan orang yang dicintai serasa nggak boleh dicintai orang lain # alay tetep juga hehe
malu sendiri sekarang hemb..
-nah sekarang versi anak KULIAH sebenernya nggak jauh beda sih, tapi cara menyikapi dan cara pandangnya yang Alhamdulillah udah dapat petunjuk dari Allah lewat banyak hal yah kilas balik masa lalu sampai sekarang. #ciee, ndak maksud takabur hehe. Jadi sekarang cara pandang saya gini, klo belum siap menikah ya nggak usah ngekspresiin cinta berlebihan, toh emang belum waktunya dan ada waktunya sendiri.. dan konteks cinta nggak sesempit itu, bukan hanya untuk lawan jenis!
Sekarang refleksi terlepas dari versi saya sendiri di atas tentang cinta,
Cinta memang sebuah hot topik, apalagi untuk para remaja yang emang masa masanya dilanda kasmaran cinta,, tapi tunggu dulu ^^
Ketika kita mencintai seseorang(lawan jenis) pasti ada keinginan untuk memiliki yang besar, nah lho kalau udah ceritanya kaya gini pasti ujung ujungnya nyakitin diri sendiri plus buang buang tenaga dan fikiran. Ya jelaslah susah payah seingin apa pun kita untuk memiliki seseorang, kalau dia bukan jodoh kita ya nggak bakal bisa, apa pun caranya. Jadi nggak usah dah kalau ketemu lawan jenis yang menarik hati, kita memutuskan untuk mencintainya, itu sama saja kita membuang waktu dan kesempatan untuk bertemu dengan orang yang lebih baik lagi. Hati hati juga, jangan jangan itu bukan rasa cinta tapi semata mata hanya rasa nafsu. Kan janjiNya Allah yang baik hanya untuk yang baik :), ingat Allah nggak pernah mengingkari janjiNya. Sekarang apa yang perlu kita lakukan untuk menjemput cinta yang terbaik? perbaiki diri dan selalu mendekat dan memohon kepada Sang Pemilik cinta supaya kita dicintakan dan dijatuh cintai orang yang mendekat juga pada Allah juga.. hembb betapa so sweetnya dicintakan pada orang yang kelak akan membimbing kita untuk bisa lebih mendekat lagi pada Allah.. dapat semuanya dah klo cinta kita itu udah disandarkan sama Sang Pemilik cinta :). Nggak percaya? perlu bukti? Nah makanya ayo sekarang kita buktikan...
Coba rehat dikit pembahasan diatas dalam sudut pandang sempit, memandang cinta dengan subjek lawan jenis padahal kembali lagi sebenarnya hakikat CINTA itu apa sih? kalau saya pernah baca sebenarnya Allah menciptakan cinta itu dengan tujuan sebagai media penguat kita untuk beribadah, ya beribadah padaNya tanpa cinta kita tidak akan pernah merasakan betapa indah dan lezatnya beribadah padaNya. Allah berfirman kalau kita nggak boleh mencintai seseorang baik itu orang tua, anak, istri, suami, saudara, ataupun sahabat melabihi Cinta padaNya dan rasulNya... Nah lho?! apalagi mencintai seseorang yang yang masih fana dan ndak jelas nanti bakal jadi jodoh kita apa bukan astaghfirullah,,
Jadi sekarang jangan persempit konteks cinta kita, utamakan untuk Mencintai Allah dan rasulNya, nah kalau udah gitu kita nggak perlu khawatir.. Udah menyandarkan cinta dan memberikan hanya padaNya Maha Peilik cinta dan Maha Pemilik Segalanya, pasti Sang Pemilik cinta akan memberikan segala hal yang terbaik untuk kita, jangankan hanya makhlukNya, apa pun yang kita inginkan pasti akan diberi terlepas dari keinginan kita terhadap dunia yang fana ini..
jadi setelah menyadari hal itu masihkah kita nambeng untuk mencintai hal yang fana dengan berlebihan??
